Kamis, 15 Desember 2011

DUNIAMU ENGGAN DISAPA



Gumpalan mendung senantiasa menjadi rahasia kelam di bentangan bumi yang selalu diludahi langit, dan aku menyusup ke rengkuhannya berharap hampa terasa berlupa-lupa.

“Tapi ini salah“ Ikhlas jangan sampai menutup mata karena aku telah diburu kehidupan mengikuti langkah kaki menggurati detak jantung.

Tapi Aku bukan Adam yang di lontarkan dan tersungkur, lalu dengan ketidak berdayaannya menerima apa yang segala tiba, dan aku Juga Bukan Ibrahim yang membakar dirinya karena cinta, ataupun Ayub yang senantiasa menterjemah borok tubuhnya adalah kesetiaan menghamba.

Dalam keterasingan ini janggal aku berdoa walau kepak sayap nampak tertuju, aku bukan hamba yang peminta-minta, karena doaku adalah cintaku, doaku adalah kerinduanku, doaku adalah kemanunggalanku dan jangan terima aku jika dalam takbirku masih membisikkan keinginanku…

Ku memandang matahari jadi rahasia ketika engkau telah menjadi pandanganku, engkau menutupi tubuhku, menutupi sekujur jiwaku hingga waktu berlalu membenamkan cerita hati yang bergelimun sutera saat habit membuat berpura-pura.

“namun jangan keburu pergi atau engkau jemput….. karena serasa semenit temu ini ada,” maut datang sebisik tingkahnya, dan mataharipun masih menjadi rahasia kelam.





matahari jadi rahasia jiwaku

Dias 08

Tidak ada komentar: