Rabu, 30 November 2011

SESAAT SEBELUM SEMUA TERHENTI TIBA-TIBA

Ini sudah pagi tapi berbaring masih akan terasa lebih enak sambil mendengarkan keluhan ombak, ku ingin berseru untuk membukakan pintu dan jendela,agar juga terbuka kaki kaki langit, cahaya itu telah tegak menginfiltrasi diantara lubang-lubang sempit di tembok papan kayu itu. Ku ingin bangun..!! seperti daun-daun anggur yang berserakan dihalaman yang terbangun dikejutkan angin, melompat dan berhambur.

aku terlalu gelisah untuk tinggal di dalam ruangan ini lebih lama lagi.”rasa sakit ini kembali menggigit, serasa ribuan jarum menusuknya. Rasanya kembali seperti sebelum terapi. Tapi mengapa aku tak sempat lagi bertanya mengapa musim tiba-tiba reda dan apakah harus sedemikian nyeri hanya untuk menemui cinta. tak satu pun yang masuk akal, cinta yang demikian Maha namun harus direbutkan dengan derita. Haruskah aku kembali tertidur dan terus melingkar dan kembali tidak tahu dimana pangkal penderitaan dan dimana akhirannya, tenggelam dalam kelupaan dan lena,Ah aku enggan terbangun karena rasa sakit ini akan memburu dan jika terjaga aku hanya tahu punggung akan menjadi landasan cakrawala,terhisap sayap sayap yang berat dan terbebani rutinitas.


Aku jadi teringat akan percakapan kita tadi . Entah mengapa, kita sempat merepotkan dan meributkan tentang pertanyaan siapakah nanti yang akan lebih dahulu mati diantara kita.

Tiba-tiba ada rasa lain,ketika Pintu itu terbuka, beribukan cahaya menghantam tubuhku, adakah ini batas hidup dan mati. Tuhan! Apakah secepat ini kematian akan datang? Ah, siapkah aku berjalan di lorong sepi tanpa batas ini? Bukankah disana aku harus sendiri di mana saudaraku, temanku tidak boleh mengantar lagi. Ya, ke alam dimana aku tidak lagi bisa menyimpan kenangan dalam lokan dan dalam kelopak-kelopak bunga,dan tidak seorang pun keluargaku, yang mengikuti.

Dingin dari ujung kaki kian kuat menjalar,ku kuatkan hati jika ini sesaat, keinginan untuk didekap oleh cinta orang-orang terdekat makin terasa, Kematian menjadi hal yang menakutkan, bukankah ini hanya tidur panjang dan akan kembali berbaur dengan cinta.
Tapi…… Tiba-tiba aku menjerit. takutkah Aku akan mati,?
bukankah ini yang ku inginkan kemaren, Bagaimana Jika Seandainya besok aku tak bisa lagi mendengar doa dan melihat serta merasakanmu menggenggam tanganku, pasti telah kusadari aku tak lagi dapat membahagiakanmu.
Walau ini adalah untuk memenuhi panggilan cinta karena,"ketunggalan harus meniadakan dirinya", untuk musnah dalam pelukan sepi.




cinta tidak harus sedemikian nyeri 2011

Tidak ada komentar: