kalaulah aku memanggilku terasalah membuka
kalaulah kutarik nafas lalu kuhembuskan tersingkaplah
kalaulah cinta menyelimuti terbukalah
ini bukan pelita lagi karena kenangan membakar membentur rusuh
semak-semak ditepian jalan bersambung membuat ladang api
tubuh bukan untuk dilalapnya hanya perantara garis tepi
kapan bisa dikenali sukma pembawa pelita.....
pengemban cahaya menyaru rasa yg tersejuki
namun kapankah kesempurnaan Penghambaan
sampai pada Samudera Pemurnian Tanpa Warna
Hari ini tuhan membangunkan Aku kembali mempertemukan Kita lagi,walau Kita berpikir seakan hari ini sama dengan kemarin dan besok. namun siapakah yang di ingat pertama kali oleh diri ketika kelopak mata terbuka, Cintanya?
Rabu, 14 Juli 2010
tak terbatasi oleh rupa
di rumah hati ada yang berbincang selalu
dengan cadar penutup rupa sakralnya
prasangkaku dia ingin membuat rahasia
sesamar dia memberi cintanya
sekian waktu hati meniti kehampaan
tak terbatasi oleh rupa
hanya dapat dimengerti menelusup hati
nalar kadang jadi pintu dan juga jadi aral
yang kadang terpental, kadang menyeretnya
tapi mengapa aku yng harus mengikuti gelombang asmara ini
dengan cadar penutup rupa sakralnya
prasangkaku dia ingin membuat rahasia
sesamar dia memberi cintanya
sekian waktu hati meniti kehampaan
tak terbatasi oleh rupa
hanya dapat dimengerti menelusup hati
nalar kadang jadi pintu dan juga jadi aral
yang kadang terpental, kadang menyeretnya
tapi mengapa aku yng harus mengikuti gelombang asmara ini
dimana hati bermula
sudah berpuluh-puluh waktu dihabiskan ntuk menyelami samudera
kian masuk di dalamnya bertambah banyak sifat yang menjadi kekasih rasa
memuncak mengkerucut membentuk kegusaran ragawi
walau rasa inginnya menghilangkan yg tertabiri di hati
penglihatan tak Mampu mentafsirkan apa yang tersirat
mestinya mutiara-mutiara ini berbinar mengisi ruang
tapi api terburu padam dan abu kelabu menutupnya
mungkin terlalu menyatu hati dan tubuh
hanya bongkahan-bongkahan cahaya yang menyelimuti
sungguhpun itu
darah yg mengalir adalah teman jiwa sebagai alamat perutusan
hingga penyelaman ini diakhiri pada titik yang sama dimana hati bermula
kian masuk di dalamnya bertambah banyak sifat yang menjadi kekasih rasa
memuncak mengkerucut membentuk kegusaran ragawi
walau rasa inginnya menghilangkan yg tertabiri di hati
penglihatan tak Mampu mentafsirkan apa yang tersirat
mestinya mutiara-mutiara ini berbinar mengisi ruang
tapi api terburu padam dan abu kelabu menutupnya
mungkin terlalu menyatu hati dan tubuh
hanya bongkahan-bongkahan cahaya yang menyelimuti
sungguhpun itu
darah yg mengalir adalah teman jiwa sebagai alamat perutusan
hingga penyelaman ini diakhiri pada titik yang sama dimana hati bermula
Selasa, 13 Juli 2010
rumah hati
ini bukan pelita lagi karena kenangan membakar membentur rusuh
semak-semak ditepian jalan bersambung membuat ladang api
tubuh bukan untuk dilalapnya hanya perantara garis tepi
kapan bisa dikenali sukma pembawa pelita.....
pengemban cahaya menyaru rasa yg tersejuki
di rumah hati ada yang berbincang selalu
dengan cadar penutup rupa sakralnya
prasangkaku dia ingin membuat rahasia
sesamar dia memberi cintanya
sekian waktu hati meniti kehampaan
tak terbatasi oleh rupa
hanya dapat dimengerti menelusup hati
nalar kadang jadi pintu dan juga jadi aral
yang kadang terpental, kadang menyeretnya
tapi mengapa aku yng harus mengikuti gelombang asmara ini
semak-semak ditepian jalan bersambung membuat ladang api
tubuh bukan untuk dilalapnya hanya perantara garis tepi
kapan bisa dikenali sukma pembawa pelita.....
pengemban cahaya menyaru rasa yg tersejuki
di rumah hati ada yang berbincang selalu
dengan cadar penutup rupa sakralnya
prasangkaku dia ingin membuat rahasia
sesamar dia memberi cintanya
sekian waktu hati meniti kehampaan
tak terbatasi oleh rupa
hanya dapat dimengerti menelusup hati
nalar kadang jadi pintu dan juga jadi aral
yang kadang terpental, kadang menyeretnya
tapi mengapa aku yng harus mengikuti gelombang asmara ini
mutiara-mutiara
sudah berpuluh-puluh waktu dihabiskan ntuk menyelami samudera
kian masuk di dalamnya bertambah banyak sifat yang menjadi kekasih rasa
memuncak mengkerucut membentuk kegusaran ragawi
walau rasa inginnya menghilangkan yg tertabiri di hati
penglihatan tak Mampu mentafsirkan apa yang tersirat
hanya tampak bongkahan-bongkahan cahaya yang menyelimuti hati
hingga penyelaman ini diakhiri pada titik yang sama dimana hati bermula
mestinya mutiara-mutiara ini berbinar mengisi ruang
tapi api terburu padam dan abu kelabu menutupnya
mungkin terlalu menyatu hati dan tubuh
sungguhpun itu
darah yg mengalir adalah teman jiwa sebagai alamat perutusan
kalaulah aku memanggilku terasalah membuka
kalaulah kutarik nafas lalu kuhembuskan tersingkaplah
kalaulah cinta menyelimuti terbukalah
namun kapankah...
kesempurnaan Penghambaan sampai pada Samudera Pemurnian Tanpa Warna
kian masuk di dalamnya bertambah banyak sifat yang menjadi kekasih rasa
memuncak mengkerucut membentuk kegusaran ragawi
walau rasa inginnya menghilangkan yg tertabiri di hati
penglihatan tak Mampu mentafsirkan apa yang tersirat
hanya tampak bongkahan-bongkahan cahaya yang menyelimuti hati
hingga penyelaman ini diakhiri pada titik yang sama dimana hati bermula
mestinya mutiara-mutiara ini berbinar mengisi ruang
tapi api terburu padam dan abu kelabu menutupnya
mungkin terlalu menyatu hati dan tubuh
sungguhpun itu
darah yg mengalir adalah teman jiwa sebagai alamat perutusan
kalaulah aku memanggilku terasalah membuka
kalaulah kutarik nafas lalu kuhembuskan tersingkaplah
kalaulah cinta menyelimuti terbukalah
namun kapankah...
kesempurnaan Penghambaan sampai pada Samudera Pemurnian Tanpa Warna
Senin, 12 Juli 2010
PEREMPUAN LANGIT
ingatkah kita dipertemukan di dalam beningnya air mata
kau persilah aku mengunjungi rumah cahayamu
ketika engkau menyelesaikan harimu dengan do'a
lalu engkau merubah disetiap pedihnya dunia menjadi cinta
engkau perempuan langit,,,,,
membuka kelopak bunga untuk mengikuti cahaya
sejak purdah itu terbuka, aku tahu perempuan itu bukan bidadari
tapi aku fahami hati, jika rasa ini melampaui batas yg kukira
perempuan biasa yang gemar memunguti kebenaran
perempuan langit meniti di seutas tali jiwanya
bersimpuh, bersujud, dhikirnya memenuhi wajah langit
tatapannya menyingkap rahasia purnama yang sinarnya hanya dimengerti oleh cinta
di dataran persemaian ini keraguan menebarkan diri
namun perempuan dengan suara lembut itu menyembunyikannya
dari telapak kakinya dapat membuatkan karya surga
meski Hidup terus bergegas
tetap saja berputar dalam mihwar
keluhnya derita senantiasa dibuatkan cinta
sehingga lembaran hati diketahui maknanya
Minggu, 11 Juli 2010
belayar
Dimana pun engkau berada, belayarlah diatasnya
walau entah jadi siapa
untuk menggerakkan bunga-bunga padma
hingga dapat pandangi rekahnya melekat pd jiwa
udara dan laut mampu mengubah dan melupakannya
Beranilah arungi semesta
harumnya cahaya melati ditengah samudera
hingga pulau keabadiaan biduk terjaga
Bawakanlah……
anggur-anggur loire yang telah dipetikkan
berharap ada tawa dari ladang-ladang jiwa
panen telah tertuai, mendekatlah sahabat
seperti halnya rasa yang tak pernah berdusta
karena tubuh dan hati Tuhan yang berkuasa
walau entah jadi siapa
untuk menggerakkan bunga-bunga padma
hingga dapat pandangi rekahnya melekat pd jiwa
udara dan laut mampu mengubah dan melupakannya
Beranilah arungi semesta
harumnya cahaya melati ditengah samudera
hingga pulau keabadiaan biduk terjaga
Bawakanlah……
anggur-anggur loire yang telah dipetikkan
berharap ada tawa dari ladang-ladang jiwa
panen telah tertuai, mendekatlah sahabat
seperti halnya rasa yang tak pernah berdusta
karena tubuh dan hati Tuhan yang berkuasa
Langganan:
Postingan (Atom)